26 Jan 2009

Rizqi, Putri Pedagang Bunga yang Sabet Beasiswa ke Ohio, AS

Bermodal Doa Orang Tua, Banting Tulang Cari Biaya Kuliah

Sebuah kios bunga di Jl Siliwangi, Jombang itu nampak sederhana. Nampak dua orang wanita sedang duduk menunggu pembeli. Adalah Ny Ani Susanti dan putrinya, Rizqiliyah Issabella. Gadis manis yang belum genap berusia 22 tahun ini nampak berseri-seri. Maklum saja, di masa kuliahnya yang baru memasuki semester V di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), ia telah mencatat prestasi membanggakan. Rizqi, demikian ia biasa dipanggil, baru saja berhasil menyabet beasiswa belajar ke Ohio, Amerika Serikat, dari sebuah yayasan bernama Indonesian International Education Foundation (IIEF). ''Alhamdulillah, saya akhirnya mendapatkan beasiswa itu," cetus Rizqi ramah saat menerima Radar Mojokerto di kios bunga milik ibunya.

Rizqi memang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya. Maklum saja, perjalanannya untuk mengenyam pendidikan tinggi tidaklah mudah. Tidak seperti kebanyakan anak lain, yang mungkin masih bergantung biaya pada orang tuanya. Ayah dan ibu Rizqi, Muchtar dan Ani Susanti, sudah 23 tahun lebih mengandalkan mata pencaharian sebagai pedagang bunga. Bagi mereka, menguliahkan Rizqi tentu bukanlah hal yang mudah. Khususnya dari sisi biaya. Apalagi, kakak sulung Rizqi, Faizal Alfa, juga sedang menyelesaikan studi di Universitas Brawijaya, Malang. Selain Faizal dan Rizqi, dua anak Ny Ani yang terkecil juga masih SMA dan SD. ''Semua itu mukjizat. Saya sendiri tidak bisa menjawab, bagaimana saya dan bapaknya bisa menyekolahkan mereka semua dengan mata pencaharian ini," ujar Ny Ani berkaca-kaca.
Rizqi lalu bercerita, ia pertama kali mendaftar ke Unesa lewat jalur PMDK. Begitu Rizqi dinyatakan lulus, keluarga ini malah diliputi kebingungan. Darimana dana untuk membayar biaya masuk ke universitas ubahan IKIP Surabaya tersebut. Namun nyali Rizqi tidak pernah menciut. Ia hanya minta doa restu dari ayah dan ibunya, untuk berangkat kuliah. Berboncengan motor dengan sang ayah, Rizqi pun berangkat ke Surabaya. Dengan segenap keberanian, Rizqi dan sang ayah berinisiatif menghadap ke dekan fakultas yang dituju. Di sana, mereka melakukan pembicaraan dan negosiasi dengan sang dekan. Hingga akhirnya, Rizqi pun tercatat sebagai mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dengan peringkat 20 terbaik se fakultas. ''Yang paling saya inginkan dari orang tua saya hanyalah doa," tegas gadis berkacamata ini.
Karena prestasinya, Rizqi berhasil mendapatkan sejumlah beasiswa. Dana yang didapatnya, digunakan untuk membayar SPP dan biaya kuliah lainnya. Sayangnya, biaya hidup dan tempat kos belum ada solusinya. Muchtar dan Ani memang terus berusaha keras memenuhi kebutuhan putra-putrinya. Terutama Faizal dan Rizqi yang merantau ke luar kota. Berapa pun jumlahnya, mereka tak ingin sang anak mengalami kesulitan. Bahkan pernah suatu kali, saking tidak ada uang, Ny Ani hanya mengirim Rp 20 ribu untuk Rizqi, via transfer sebuah bank. Sedangkan Rp 30 ribu untuk si sulung. Kendati demikian, tidak pernah ada protes dari sang anak. "Bagaimanapun kondisi kami, kami selalu merestui keinginan anak-anak untuk kuliah. Karena kami tak ingin mereka kelak bekerja seperti kami," ujar Ny Ani tak kuasa menahan tangis.
Beruntung bagi Muchtar dan Ani, mereka memiliki anak-anak bermental baja. Rizqi misalnya, ia tidak mau terus membebani orang tuanya. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, ia berusaha mencari pekerjaan. Kuliah pun dia selingi dengan menjadi part-timer (pekerja paruh waktu). Ia lalu diterima di sebuah lembaga kursus Bahasa Inggris. Sambil menawarkan jasa menjadi guru privat, Rizqi lalu menjelma menjadi gadis yang mandiri. Sebisa mungkin, ia tidak lagi mengandalkan pekerjaan orang tuanya. Kendati pun ia harus berjibaku setelah kelelahan mengikuti kuliah. Berapapun hasilnya, Rizqi selalu mensyukurinya. "Saya tidak ingin membebani orang tua dengan biaya. Saya hanya ingin doa mereka," ungkap Rizqi sambil memandang ibunya.
Memasuki semester V, Rizqi akhirnya mendapatkan hadiah nan manis. Setelah tiga kali mencoba mendaftar, ia akhirnya diterima menjadi delegasi Indonesian International Education Foundation (IIEF) untuk pertukaran pelajar ke luar negeri. Ia ikut bergabung bersama 80 mahasiswa lain dari seluruh universitas se Indonesia. Beasiswa belajar ini seketika membuat Rizqi bersyukur. Rencananya, ia harus sudah berada di Ohio, AS, pada tanggal 4 April 2009 mendatang. Bagaimana dengan biaya keberangkatan ke AS? Rizqi nampaknya belum menjawab dengan pasti. Ia hanya mengaku, masih berusaha mengumpulkan biaya. Baik dari tabungannya selama ini, atau entah dari mana lagi ia akan berusaha. Untuk itu, Rizqi tidak mengingkari jika masih membutuhkan bantuan dari pihak-pihak yang merasa peduli. Khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Jombang sendiri. Karena bagaimanapun juga, gadis belia ini masih memerlukan uluran tangan untuk meraih cita-citanya. ''Saya berharap, hasil belajar saya ke AS ini dapat menjadi modal berharga bagi perjalanan hidup saya," ujar gadis kelahiran 19 Juli 1987 ini. (Senin,26 Januari 2009. Radar Mojokerto Jawapos)
Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( QS. Al-A’rof : 96 )

Official Site Blog Mr. Andik Subiyanto

Salam kenal dari saya, Andik Subiyanto
Jombang - Jawa Timur - Indonesia
Yuk kita berbagi Ilmu, pengetahuan, wawasan dan jalin tali silaturohim.
Semoga anda menjadi insan yang berkualitas dan bermanfaat.
Perubahan itu harus ke arah yang lebih baik
1
. Mulailah dari diri sendiri
2. Mulailah dari hal-hal yang kecil
3. Mulailah saat ini juga



Foto Bareng Menkominfo

Foto Bareng Menkominfo